Sabtu, 25 Juni 2011

Sejarah, Arti / Asal Usul Nama-nama Desa Di Minahasa

Berdasarkan nama-nama Desa di setiap kecamatan yang lama, yaitu sebelum wilayah Minahasa dimekarkan seperti sekarang ini. adapun dibuat seperti ini antara lain supaya mudah kita membedakan nama kampung/negeri yang mempunyai nama yang sama.

Kata "Negeri" dapat diterjemahkan kata Wanua dalam bahasa Minahasa yang berarti Kampung atau Desa. "Wanua Wangko" artinya negeri besar yang sekarang ini dapat disetarakan dengan kecamatan. beberapa negeri membentuk walak yang wilayahnya dapat disamakan dengan kota kecil. Beberapa kota membentuk satu pakasaan yang memiliki dialek bahasa tersendiri. Dalam bahasa Manado, negeri-negeri dikota besar seperti Manado disebut kampung atau dalam bahsa Indonesia disebut desa. Kata "Pakasaan" artinya disatukan hingga membentuk satu sub ethnik, tetapi ada yang tidak berhasil karena diwilayahnya pernah terjadi peperangan dengan kekuatan luar. Menurut tulisan N. Graafland.II. 1898:12. hanya empat sub ethnik yang memiliki ciri pakasa'an:

  1. TONSEA meliputi Likupang, Klabat dan Tonsea Lama.
  2. TOMBULU meliputi Tomohon, Kakaskasen, Tombariri dan Ares Tikala.
  3. TONTEMBOAN meliputi Kawangkoan, Tompaso, Langouwan, Tomabasian, Sonder dan Rumoong.
  4. TONDANO meliputi Tolour, Kakas dan Remboken.
Sub ethnik TOUWUNTU pecah menjadi walak-walak kecil yakni Tonsawang, Pasan Ratahan, dan Ponosakan. Sub ethnik BANTIK terdiri dari walak-walak di Manado, Kema, Tonsea dan Pasan Belang. Setiap negeri di Minahasa diberi nama menurut dialek bahasa pakasa'annya; Tonsea, Tombulu, Tontemboan dan Tondano. Sedangkan untuk wilayah Touwuntu dan kemudian menjadi distrik Ratahan pada jaman hindia belandamenggunakan bahasa masing-masing walak, demikian juga dengan Bantik. Pakasa'an Tonsea, Tombulu, Tontemboan dan Tondano memiliki kesamaan bahasa, hanya berbeda dialek sehingga nama-nama negeri atau kampung dikeempat wilayah ini banyak persamaannya.
Sebagian besar nama-nama negeri di Minahasa sejak jaman purba mengambilnama pohon atau tumbuhan tanaman. Sedangkan nama-nama kampung lainnyamenjelaskan tata letak lokasi atau kata kerja, arah mata angin, mata air dankerja gotong-royong dalam membangun negeri. Bahasa yang digunakan sudah lebih meluas (luar wilayah Minahasa) yakni bahasa Mangondow, Sangihe, Bajo, Melayu Manado, bahasa Jawa, Inggris, Belanda, China dan cerita dalam Alkitab.

Sumber: www.grandkawanua.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar