Sabtu, 25 Juni 2011

Sejarah Pembangunan Negeri (Wanua) di Minahasa

Pembangunan negeri atau Wanua dimulai dari acara "Tumalinga" atau mendengar tanda baik dari burung manguni (Ninox Punctulata). Tona'as "Manalinga" (Talinga = mendengar) menghitung jumlah bunyi burung dengan mematahkan batang lidi pohon enau atau seho. Patahan lidi dimasukan kedalam belanga tanah liat bakar(Kure'), kemudian rombongan Tona'as mencari lokasi tempat meletakan Batu pusat negeri yang disebut Tumotowa (Tontemboan), Pahalesan (Tombulu), Panimbe (Tondano), Pasela' atau WatuTumou Tonsea). Ada dua batu yang dibawa yakni batu tegak simbol pria, dan batu rebah simbol wanita, atau satu batu tetapi dipahat berbentuk manusia pria dan wanita. Sepasang ayam jantan dan betina dilepas dilokasi. Dimana ayam betina mulai mengais mencari makan dan bersamaan dengan itu ayam jantan berkokok, maka pada titik itulah Batu Tumotowa diletakkan. Sembilan langkah arah matahari terbit dari bayangan batu ditanamkan belanga tanah liat bakar (Kure') dan kepala orang.
Kemudian dari batu inilah ditentukan arah mata angin mendirikan negeri, yaitu arah Talikuran (barat), Sendangan (Timur), Amian (Utara), Timu (Selatan), dan yang ditengah "Uner" (kauneran) yang menjadi pusat negeri yang menyandang nama negeri.

Yang menjadi masalah apabila ada dua atau lebih batu Tumotowa dalam satu lokasi yang berasal dari masa yang berbeda, seperti contoh desa Talikuran (barat) yang terletak disebelah timur (sendangan) Batu Tomotowa kelompok masyarakat lain, atau batu Tumotowa yang sudah ada lama sebelumnya. ini terlihat pada nama desa Talikuran (Barat) dan Sendangan (timur) di Kawangkoan dan Remboken yang menunjukan bahwa diwilayah tersebut ada lebih dari satu batu Tumotowasebagai pusat perhitungan mata angin. Batu Tumotowa di pacuan kuda Tompaso sudah beberapakali diangkat dari dalam tanah karena terbenam/tertimbun tanah. Batu Tumotowa ini merupakan Batu Tumotowa tertua dikawasan Tontemboan dijaman "Tongkimbut" pada abad ke-7 (tujuh) sebagai pusat perhitungan arah empat mata angin. Nama lain Batu Tumotowa adalah Watu Kinaskas ni ko'ko' yang adalah batu tempat upacara ayam mengais (kaskas) dipermukaan tanah, asal nama negeri Kaskas dan Kakaskasen. Juga disebut Watu Mapakukkuk si ko'ko'batu tempat ayam jantan berkokok asal Ratahan, dan juga disebut Watu Tundek Imbale, batu yang ditanamkan untuk pemukiman asal nama Niwale atau Wale Ure.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar